Oleh Siti Hairunnisa
Kelas : X-F
Judul : Harry Potter
Pengarang : J. K. Rowling
Rangkuman :
Harry Potter yang memasuki usia 17 tahun yang merupakan umur kedewasaan di kalangan dunia sihir. Musuhnya, Lord Voldemort, dan pengikutnya para Pelahap Maut berusaha membunuhnya karena menganggap akan lebih mudah membunuh Harry jika mantera perlindungannya telah punah. Namun berkat bantuan kelompok Orde Phoenix Harry berhasil lolos dari pembunuhan tersebut. Tapi sayangnya, pertempuran Harry-Orde Phoenix melawan Voldemort-Pelahap Maut ini mengakibatkan hilangnya sebelah telinga George Weasley akibat kutukan Snape dan kematian Mad-Eye Moody (Moody si Mata Besar) yang merupakan salah satu anggota terbaik Orde Phoenix.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir, Rufus Scrimgeour, mendatangi Harry dan kedua temannya, Ron dan Hermione. Dia datang menyampaikan wasiat Dumbledore, kepala sekolah Harry yang belum lama meninggal. Dumbledore mewasiatkan Snitch ─bola kecil bersayap dan berwarna keemasan kepada Harry ─kepada Harry, Deluminator ─benda kecil yang dapat menyalakan dan memadamkan cahaya ─kepada Ron, dan buku mengenai Kisah_kisah Beedle si Juru Cerita kepada Hermione.
Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri tepat setelah peringatan dari Kingsley Shacklebolt dalam pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour bahwa Voldemort telah berkuasa secara menyeluruh di wilayah sihir Inggris dan para Pelahap Maut sedang menuju ke tempat mereka. Akhirnya mereka bertiga berlindung di Grimmauld Place nomor dua belas yang merupakan rumah warisan wali Harry, Sirius Black, yang tidak terdeteksi oleh Kementerian Sihir. Di rumah ini, Harry mengetahui bahwa adik Sirius, Regulus, yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial “R.A.B”, yang merupakan orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin. Hermione teringat pernah melihat liontin di antara barang-barang milik Kreacher ─seorang peri rumah yang tinggal di tempat itu. Kreacher kemudian mengakui bahwa liontin tersebut telah dicuri darinya oleh Mundungus Fletcher, yang kemudian oleh Mundungus telah diberikan kepada Dolores Umbridge yang bekerja di Kementerian Sihir. Kemudian Harry, Ron, dan Hermione merencanakan untuk masuk Kementerian Sihir dengan menyamar secara sihir menjadi orang lain dan mencuri liontin tersebut. Rencana ini berhasil, namun sebagai akibatnya, tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui.
Akhirnya mereka melarikan diri. Liontin yang berhasil mereka ambil tersebut ternyata sulit dibuka apalagi dihancurkan, sehingga mereka bergantian memakai liontin tersebut agar tidak hilang. Harry hendak mencari pedang Godric Gryffindor yang dikabarkan dapat menghancurkan liontin tersebut. Namun Ron, yang khawatir akan keamanan keluarganya, meninggalkan Harry dan Hermione yang merencanakan pencarian. Akhirnya Harry dan Hermione pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari pedang tersebut. Namun di sana mereka disergap oleh Voldemort dan ularnya, Nagini. Mereka berhasil melarikan diri, namun Hermione secara tidak sengaja telah mematahkan tongkat sihir Harry.
Di sebuah hutan, Harry melihat rusa betina perak yang Harry tahu adalah Patronus di dekat tempat mereka bersembunyi. Harry mengejar Patronus itu dan sampai di sebuah kolam es yang di tengah kolam berisikan pedang Godric Gryffindor. Ketika Harry menyelam untuk mengambil pedang tersebut, liontin sihir yang dilehernya mencekiknya sehingga dia kesulitan bernapas. Ron, yang telah kembali, menarik Harry keluar dari kolam dan mengambil pedang dan bersama-sama mereka menghancurkan liontin sihir itu.
Ketiga sahabat mendatangi Xenophilius Lovegood untuk menanyakan simbol yang ada di buku warisan Dumbledore kepada Hermione. Xenophilius menjelaskan bahwa simbol tersebut ialah Relikui Kematian yang terdiri atas tiga benda pusaka yang dapat mengalahkan kematian, yaitu Tongkat Sihir Elder, Batu Kebangkitan, dan Jubah Gaib. Di antara ketiganya, Harry hanya memiliki Jubah Gaib. Sementara dia yakin bahwa benda yang ada di dalam Snitch-nya ialah Batu Kebangkitan, sehingga dia hanya perlu menyelidiki keberadaan Tongkat Sihir Elder. Namun sebelum memikirkan semua itu, Harry sadar bahwa ternyata Xenophilius telah berkhianat dengan memberitahukan keberadaan mereka kepada Pelahap Maut. Namun mereka berhasil meloloskan diri.
Kemudian mereka bertiga tertangkap oleh anak buah Voldemort di persembunyian mereka setelah Harry melakukan sebuah kecerobohan. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy bersama kedua teman mereka, Griphook si goblin, dan Ollivander si pembuat tongkat sihir. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara mereka, Bellatrix Lestrange, si pemilik rumah, mencurigai bahwa mereka bertiga telah ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Sihir Gringotts. Hermione disiksa untuk mendapatkan informasi. Dobby si Peri rumah datang ke rumah tersebut dan menyelamatkan ketiganya. Harry sempat bertarung dengan Draco Malfoy dan mengambil tongkat sihir Malfoy. Akhirnya berempat dengan Dobby mereka berdisapparate ke rumah Bill Weasley. Namun Dobby mati karena tertusuk pisau sesaat sebelum mereka menghilang.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan keberadaan Tongkat Sihir Elder. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat berganti tuan yang baru ketika pemiliknya dikalahkan. Tindakan Belatrix meyakinkan ketiga sahabat bahwa Belatrix menyimpan Horcrux lain di lemari besinya di Bank Gringotts. Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lain yaitu Piala Helga Hufflepuff. Ketiga sahabat hampir tertangkap basah karena telah mencoba memasuki lemari besi Gringotts dengan illegal. Griphook mencuri pedang Gryffindor dari ketiganya saat di tengah kekacauan terkepungnya mereka bertiga. Namun ketiga sahabat berhasil meloloskan diri dari kepungan tersebut dengan menaiki seekor naga.
Kejadian tersebut yang langsung disampaikan pada Lord Voldemort, membuatnya sadar bahwa Harry dan kedua temannya sedang berusaha membunuh Voldemort secara diam-diam. Dan Harry, yang secara tak sengaja pikirannya terhubung dengan Voldemort, menyadari bahwa Horcrux selanjutnya disembunyikan di kastil Hogwarts. Kemudian ketiga sahabat ber-Apparate ke desa Hogsmeade untuk bisa masuk ke Hogwarts. Namun di sana mereka dikepung selusin Pelahap Maut dan Dementor karena telah melanggar Mantra Caterwauling ─mantra yang mendeteksi penyihir yang berkeliaran selepas jam malam. Namun pemilik bar Hog’s Head, yang belakangan diketahui Harry adalah Aberforth, adik Albus Dumbledore, menyamarkan kedatangan Harry, Ron, dan Hermione sehingga mereka selamat dari inspeksi Pelahap Maut. Kemudian Aberforth membantu mereka menyelinap memasuki Hogwarts.
Teman-teman Harry, yang terkumpul di Kamar Kebutuhan di Hogwarts, gembira mengetahui kedatangan Harry. Dari mereka Harry mendapat informasi bahwa Horcrux yang mereka cari adalah Diadem(Mahkota) Rowena Ravenclaw. Namun kedatangan Harry ke Hogwarts diketahui oleh seorang Pelahap Maut yang langsung memanggil Lord Voldemort. Harry yang menyadari bahaya dengan kedatangan Voldemort ke kastil, memberitahu para staf pengajar Hogwarts untuk membarikade sekolah. Maka pertempuran Hogwarts tak terelakkan lagi. Para pengajar Hogwarts, Orde Phoenix, Laskar Dumbledore, para pelajar, dan para alumni Hogwarts bersatu dalam barisan ‘Pejuang Hogwarts’ dan ikut bertempur melawan para pengikut Voldemort. Pertempuran ini memakan korban diantaranya Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey.
Sementara Harry mencari Horcrux Diadem tersebut, Ron dan Hermione masuk ke Kamar Rahasia untuk menghancurkan Horcrux piala Hufflepuff dengan taring ular Basilisk. Dalam pencarian, Harry teringat pernah melihat mahkota bersimbol Ravenclaw di Ruang Penyembunyian di Kamar Kebutuhan. Segera dia, Ron, dan Hermione ke kamar Kebutuhan. Di sana dia diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe menggunakan mantera Fiendfyre (api kutukan) api kutukan yang sangat kuat yang malah menbunuhnya sendiri dan menghancurkan Horcrux Diadem tersebut.
Kemudian mereka bertiga ke Shrieking Shack (Gubuk Menjerit), tempat Voldemort beserta ularnya. Di sana mereka melihat Voldemort menyuruh Nagini membunuh Snape karena mengira Snape adalah tuan dari Tongkat Sihir Elder yang baru, karena Snape-lah yang telah membunuh pemilik sebelumnya Tongkat Sihir Elder, Albus Dumbledore. Voldemort percaya bahwa Tongkat Sihir Elder dapat menjadi miliknya jika membunuh Snape, sekalipun Snape adalah abdi yang setia baginya. Snape yang sekarat memberikan Harry memorinya. Memori ini mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun bukan orang yang sepenuhnya baik, ialah orang yang setia kepada Albus Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Evans. Walaupun Harry menjadi saksi bahwa yang membunuh Dumbledore adalah Snape, namun pembunuhan tersebut merupakan rencana Dumbledore dan Snape. Singkatnya, Snape adalah mata-mata Dumbledore yang berpura-pura menjadi Pelahap Maut untuk mengalahkan Voldemort. Snape jugalah yang mengirimi Harry Patronus rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry adalah salah satu Horcrux Voledemort yang tak pernah bermaksud dibuatnya. Dengan kata lain, Voldemort tidak dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang, tempat Voldemort telah menunggunya. Dalam perjalanan tersebut, Harry membuka Snicth warisan Dumbledore dan menemukan Batu Kebangkitan di dalamnya. Harry memanggil arwah kedua orang tuanya, Sirius Black, dan Remus Lupin yang menentramkan hatinya dan menemaninya ke tempat Voldemort. Harry kemudian membiarkan Kutukan Maut Voldemort mengenainya.
Harry terbangun di dunia lain dan tidak yakin apakah masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore kemudian muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh Kutukan Maut yang mengenainya. Ia juga menjelaskan bahwa seperti Voldemort, Harry juga tidak bisa dibunuh selama darah Harry mengalir di dalam tubuh Voldemort. Ditambah lagi Harry merupakan “Penakluk Kematian” yang telah menyatukan ketiga Relikui Kematian, dan Penakluk Kematian sejati bukanlah orang yang berusaha lari dari kematian, ataupun orang yang tidak pernah mati, tetapi merupakan orang menerima bahwa dirinya harus mati. Hal inilah yang membuat Harry “bisa kembali ke dunia”.
Harry sadar kembali, namun ia berpura-pura mati. Voldemort menyuruh Hagrid yang ditawan untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Kematian Harry merupakan pukulan berat bagi pejuang Hogwarts, namun pertempuran memanas kembali. Dalam situasi kacau balau, Harry memakaikan Jubah Gaib ke tubuhnya. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir. Penduduk Hogsmeade, para Centaurus, dan peri rumah Hogwarts ikut serta dalam pertempuran melawan Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam kastil, Voldemort berduel melawan McGonagall, Kingsley, dan Slughorn. Sementara itu Bellatrix Lestrange juga berduel melawan tiga orang sekaligus; Ginny, Hermione, dan Luna. Ketika sebuah kutukan maut hampir mengenai Ginny, ibunya, Molly Weasley terjun dalam pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Dan ketika Voldemort hendak meluncurkan kutukan maut pada Molly Weasley, atas kelancangannya telah membunuh abdinya yang paling kuat, Harry menampakkan diri dan kembali menantang Voldemort. Harry menyimpulkan bahwa Voldemort bukan pemilik Tongkat Sihir Elder, bukan pula Snape. Malam ketika Dumbledore meninggal, Draco Malfoy sempat melucuti senjata Dumbledore, sebelum Snape membunuh Dumbledore. Maka Draco-lah pemilik Tongkat Sihir Elder sejak saat itu, namun belakangan ketika Harry merebut tongkat Draco di Malfoy Manor, maka Harry-lah yang menjadi pemilik Tongkat Sihir Elder tersebut. Voldemort melemparkan Kutukan Maut kepada Harry, yang dilawan Harry dengan Mantra Pelucutan Senjata. Tongkat Sihir Elder bersifat melindungi Tuannya kutukan Voldemort berbalik dan membunuh dirinya sendiri.
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Harry memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib, namun untuk mencegah ketiga Relikui Kematian bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Sihir Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal selayaknya, maka kekuatan tongkat sihir itu akan padam seiring dengan kematiannya, dan pemilik sebelumnya tidak pernah terkalahkan. Lukisan Dumbledore setuju. Namun sebelum Harry mengembalikan tongkat sihir itu ke makam, terlebih dahulu Harry menggunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King’s Cross. Albus akan memasuki tahun pertamanya di Hogwarts, sedangkan James sudah memasuki tahun kedua di Hogwarts, dan Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun mendatang.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan James berciuman dengan Victorie Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius.
Sesaat sebelum kereta akan meluncur ke Hogwarts, Harry sempat menenangkan Albus, yang rupanya khawatir akan masuk Slythein. Ia memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin yang paling berani yang pernah ditemui Harry. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang. Akhir cerita, bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama sembilan belas tahun sejak Voldemort dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.
Tinggalkan komentar