Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Bharadah’

oleh Kevin Pradana

Kerajaan Daha atau yang sekarang di sebut Kediri adalah kerajaan yang berpenduduk tidak sekidit dan rakyatnya pula makmur. Rajanya yang bernama Erlangga yang bijaksana,yang memimpin kerajaan ini dengan sangat baik. Tiba-tiba para penduduk gelisah akibat adanya kabar burung akan adanya musuh yang datang yang akan menebarkan penyakit.

Di desa Girah tinggallah janda bernama Calon Arang. Ia punyai anak gadis berumur 25 tahun, yang sampai sekarang masih belum diperisrti. Tak seorang pun yang berani meminangnya periha ibundanya yang terkenal dengan ilmu teluhnya. Karena tidak seorang pun yang berani meminang anak gadis nya itu pun Calon arang marah. Datanglah ia ke candi dewai Durga dengan para murid-muridnya, perihal meminta izin untuk menerbitkan penyakit untuk membunuh para penduduk. Dan sang dewi pun mengizinkan nya dengan satu syarat, Calon Arang tidak boleh menebarkan penyakit sampai dalam kota.

Di Lemah Tulis, sebuah desa yang tentram tinggalah seorang empu yang sakti dan soleh. Ia bernama Bharadah, seorang sakti yang memilki seorang anak cantik nan soleh Wedawati. Ketika ibunda tercinta dari pada Wedawati meninggalkan nya untuk selamanya ia pun bersedih hati sepeninggalan ibunya, ia menangis tanpa henti dan terus menangis. Di tamnah dengan ayah nya yang menikah lagi dengan wanita lain, yang ternyata wanita bermuka dua. Wedawati pun melarikan diri kearah makam ibundanya.  Diperjalanan ia menemukan sekeluarga yang meninggal terkena teluh Calon Arang. Dewawati pun membantu membersihkan mayat-mayat itu.

Calon Arang dan para murid nya mulai mengganas, mereka gemar berkeramas dengan darah para korban mereka. Tak seorang pun berani menghadapi mereka. Yang melawan mereka, terbunuh lah dengan cara-cara yang bengis. Jadilah desa itu desa yang penuh mayat bergeletakan.

Para penduduk pun memohon kepada raja untuk menghukum Calon Arang. Raja pun menyanggupinya. Ia pun mengirim para bala tentara untuk membunuh sang Calon Arang. Tetapi kegiatan itu tidak lah berhasil. Hilanglah harapan para penduduk Daha.

Ternyata Calon arang pun agak takut terhadap balatentara raja yang banyak pula kuat. Ia meminta pendapat para murid nya apa yang sebaik nya ia perbuat. Ia pun berniat untuk menyerang ibukota. Ia pun meminta izin kembali kepada dewi Durga, dan permintaan itu pun di setujui oleh sang dewi.

Raja pun sadar bahwa mantra harus d lawan dengan mantra. Ia pun memohon pertolongan petunjuk dari sang Dewa. Dewa pun merekomendasikan empu Bharadah. Empu pun menyanggupi permohonan sang baginda. Empu memberi petunjuk untuk menjodohkan anak gadis dari pada Calon Arang dengan seseorang.

Empu pun berniat untuk kembali bertapa. Sepeninggalan empu bertapa sang Ibu kembali bertingkah. Kuburan ibunya pun menjadi pelariannya. Sepulang sang Empu dari pertapaannya ia menemukan anaknya tak dirumah, ia pun bergegas ke kuburan istrinya. Ayahnya membujuknya tapi tak berhasil. Ia pun pulang kerumah dan meminta para lelaki membuatkan rumah untuk Wedawati tinggal di dekat ibunya. Pekuburan itupun langsung dibuat indah dengan berbagai bunga-bunga yang menghiasi. Para pendudukpun datang untuk melihat keindahan taman perkuburan itu.

Mulailah rencana sang Empu, dengan mengutus empu Bahula untuk meminang anak Calon arang. Dengan berbagai mas kawin yang di siapkan oleh raja Bahula pun pergi melamar Ratna manggali. Rencana itu pun berhasil, sungguh girang nya sang Calon arang dengan peminangan itu. Acara pernikahan yang megah pun diselenggarakan. Bahula pun mendapatkan rahasia kekuatan dari pada Calon Arang. Bahula pun meminta istrinya untuk mengambilkan kitab Calon Arang untuk dipelajarinya. Setelah di dapatkannya ia pun segera memberinya kepada Empu Bharadah. Lalu, dikembalikannya kitab itu kepada Calon Arang, Empu Bharadah pun memulai aksinya untuk menyembuhkan para penduduk.

Empu pun dipertemukan dengan sang Calon arang, Calon arang meminta penganpunan dosa kepada Empu tetapi sang Empu tidak dapat menyanggupinya, karena terlampau banyak dosa sang Arang. Marahlah sang Calon mendengar itu. Calon Arang pun menunjukan kehebatannya supaya sang Bharadah tau siapa ia. Tapi saat Bharadah ingin Calon arang untuk mati, saat itupula sang arang mati. Tapi sang empu menghidupkannya lagi untuk mensucikan hati sang Arang dan mematikannya lagi. Kabar kematian Calon Arang pun tersiar keseluruh penjuru negeri, dan itu kabar yang terlampau bahagia.

Sekarang ladang kembali di tanami. Orang-orang kembali hidup damai. Anak-anak kembali bermain dengan ceria di halaman.

Terima kasih Empu Bharadah.

Read Full Post »